tag:blogger.com,1999:blog-65599718413468814232024-02-20T17:04:23.398-08:00asbabul nuzulturunya ayat berkenaan tentang ahlibayt alaihisalamavatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.comBlogger42125tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-41558587991846379052008-08-04T06:13:00.000-07:002008-08-04T06:15:47.148-07:00<h2>Surah Asy-Syu’arā` : 214</h2> <h1>Ayat <i>Indzār</i></h1> <p><i>“Dan berilah peringatan keluargamu yang terdekat”</i></p> <p>Ketika ayat ini turun Rasulullah SAWW bersabda: <i>“Wahai Bani Abdul Muthalib, demi Allah aku tidak pernah menemukan sesuatu yang lebih baik di seluruh bangsa Arab dari apa yang kubawa untukmu. Aku datang kepadamu untuk kebaikan di dunia dan akhirat. Allah telah menyuruhku mengajakmu kepada-Nya. Maka, siapakah di antara kamu yang bersedia membantuku dalam urusan ini untuk menjadi saudaraku dan washiku serta khalifahku?”</i> </p> <p>Mereka semua tidak bersedia kecuali Ali bin Abi Thalib. Di antara hadirin beliaulah yang paling muda. Ali berdiri seraya berkata: “Aku ya, RasulullahNabi. Aku (bersedia menjadi) wazirmu dalam urusan ini”. Lalu Rasulullah SAWW memegang bahu Ali seraya bersabda: <i>“Sesungguhnya Ali ini adalah saudaraku dan washiku serta khalifahku atasterhadap kalian. Oleh karena itu, dengarkanlah dan taatilah ia.”</i> Mereka tertawa terbahak-bahak sambil berkata kepada Abu Thalib: “Kamu disuruh mendengar dan mentaati anakmu”.</p> <p>Peristiwa di atas dapat dirujuk di buku-buku berikut:</p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl,</i>karya Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 372, hadis ke 514; hal. 420, hadis ke 580, cetakan pertama, Beirut. </p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-33496757096584378752008-08-04T06:12:00.002-07:002008-08-04T06:13:48.043-07:00asy-syura 23<h2>Surah Asy-Syūrā : 23</h2> <h1>Perintah Mencintai Ahlul Bayt as</h1> <p><i>“Katakanlah wahai Muhammad: “Aku tidak meminta upah kepada kalian dalam dakwah ini melainkan kecintaan terhadap keluargaku”.</i></p> <p>Ayat ini turun untuk keluarga Rasulullah SAWW, yaitu Ali, Fathimah, Hasan dan Husein as Silahkan rujuk:</p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl,</i>karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 130, hadis ke 822, 823, 824, 825, 826, 827, 828, 832, 833, 834, dan 838. </p> <p>2.<i>Manāqib Ali bin Abi Thalib,</i>karya Ibnu Al-Maghazili Asy-Syafi’i, hal. 307, hadis ke 352. </p> <p>3.<i>Dzakhā`irul ‘Uqbā,</i> karya Ath-Thabari Asy-Syafi’i, hal. 25 dan 138. </p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-76146269255178579162008-08-04T06:12:00.001-07:002008-08-04T06:12:52.654-07:00al- ahzab 33<h2>Surah Al-Ahzāb : 33</h2> <h1>Pensucian Ahlul Bayt as</h1> <p><i>“Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan segala jenis kekotoran darimu wahai Ahlul bayt dan mensucikanmu sesuci-sucinya.”</i></p> <p>Berdasarkan riwayat dari Aisyah, Ummu Salamah, Abu Sa’id Al-Khudri dan Anas bin Malik, ayat ini turun hanya untuk lima orang, yaitu Rasulullah SAWW, Ali, Fathimah, Hasan, dan Husein as</p> <p>Rasulullah SAWW bersabda seraya menunjuk kepada Ali, Fathimah, Hasan, dan Husein as: <i>“Ya Allah, mereka ini adalah Ahlul Baytku, maka peliharalah mereka dari keraguan dan sucikan mereka sesuci-sucinya.” </i>Banyak hadis lain yang searti dengan hadis tersebut. Silahkan rujuk:</p> <p>1.<i>Shahih</i> Muslim, kitab <i>Fadhā`ius Shahābah</i>, bab <i>Fadhā`il Ahli Baytin Nabi SAWW,</i> juz 2, hal. 368, cetakan Isa Al-Halabi; juz 15 hal. 194, Syarah An-Nawawi, cetakan Mesir. </p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-68373112768920811442008-08-04T05:48:00.000-07:002008-08-04T05:50:05.977-07:00as- sajah 18-20<h2>Surah As-Sajdah : 18-20</h2> <h1>Antara mukmin dan Fasik</h1> <p><i>“Maka apakah orang yang beriman sama seperti orang yang fasik? Mereka tidak sama. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan. Dan adapun orang-orang fasik, maka tempat mereka adalah neraka. Setiap kali mereka hendak keluar dari dalamnya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka:’Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu dustakan’”</i></p> <p> Ayat ini turun untuk dua orang, mukmin adalah Ali bin Abi Thalib dan fasik adalah Walid bin Uqbah. Silahkan rujuk:</p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl</i>, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 445-453, hadis ke 610, 611, 612, 613, 614, 615, 616, 617, 618, 619, 620, 621, 622 dan 626.</p> <p>2.<i>Manāqib Al-Imam Ali bin abi Thalib</i>, karya Al-Maghazili AsySyafi’I, hal.324, hadis ke 370 dan 371.</p> <p>3.<i>Tafsir Ath-Thabari</i>, juz 21, hal. 107.</p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-22791912982906809192008-08-04T05:47:00.000-07:002008-08-04T05:48:24.626-07:00at- taubah 119<h2>Surah At-Taubah : 119</h2> <h1>Orang-orang yang Benar</h1> <p><i>“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaknya kamu bersama orang-orang yang benar”</i></p> <p>Yang dimaksud dengan “orang-orang yang benar” dalam ayat di atas adalah Imam Ali as dan para pengikut beliau. Silahkan rujuk:</p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl,</i> karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 259, hadis ke : 350, 351, 352, 353, 355, dan 356. </p> 2.<i>Kifāyatut Thālib,</i> karya Al-Ganji Asy-syafi’i, hal. 236, cetakan Al-Haidariyah; hal. 111, cetakan Al-Ghiraavatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-46955277756734209062008-08-04T05:46:00.000-07:002008-08-04T05:47:24.924-07:00al- An'am 153<h4> <p align="center"><a href="http://www.al-shia.com/html/id/books/asbab-nozool/index.htm"><br /></a></p> </h4><h2>Surah Al-An’ām : 153</h2> <h1>Perintah Mengikuti Jalan Kebenaran</h1> <p><i>“Sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus, maka ikutilah jalan itu, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikanmu dari jalan-Nya”</i></p> <p>Silahkan rujuk:</p> <p>1.<i>Yanābī’ul Mawaddah,</i> hal. 130, Al-Haidariyah; hal. 111, Islambul. </p> <p>2.<i>Ihqāqul Haqq,</i> karya At-Tustari, juz 3, hal. 543. </p> <p>3.<i>Ghāyatul Marām,</i> hal. 434.</p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-44525872040944080492008-08-04T05:45:00.000-07:002008-08-04T05:46:07.071-07:00an- nisa 59<h4> <p align="center"><a href="http://www.al-shia.com/html/id/books/asbab-nozool/index.htm">index</a></p> </h4><h2>Surah An-Nisā` : 59</h2> <h1>Perintah Menaati <i>Ulil Amr</i></h1> <p><i>“Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah, taatlah kepada Rasul dan Ulil Amr (yang berasal dari) dirimu”</i></p> <p>Yang dimaksud dengan <i>Ulil Amr </i>dalam ayat di atas adalah Ali dan para imam ma’shum as dari keturunan beliau. Silahkan rujuk:</p> <p>1.<i>Yanābī’ul Mawaddah,</i> karya Syeikh Sulaiman Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 134 dan 137, cetakan Al-Haidariyah; hal. 114 dan 117, cetakan Islambul. </p> <p>2.<i>Syawāhidut Tanzīl,</i> karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 148, hadis ke 202, 203 dan 204. </p> <p>3.<i>Tafsir Ar-Razi,</i> juz 3, hal. 357. </p> <p>4.<i>Ihqāqul Haqq,</i> karya At-Tustari, juz 3, hal. 424, cetakan pertama, Tehran. </p> <p>5.<i>Farā`idus Simthain</i> juz 1 hal. 314, hadis ke 250.</p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-78017826401096136512008-08-04T05:43:00.000-07:002008-08-04T05:45:05.494-07:00an - nahl 4<h2>Surah An-Nahl : 43</h2> <h1>Perintah Merujuk Kepada Ahlul Bayt as</h1> <p><i>“Maka bertanyalah kepada ahludz dzikr jika kamu tidak tahu”</i></p> <p>Yang dimaksud dengan <i>ahludz dzikr</i> dalam ayat di atas adalah Ahlul Bayt Nabi as Yaitu Ali, Fathimah, Hasan dan Husein as Silahkan rujuk:</p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl,</i> karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 334, hadis ke: 460,463, 464, 465, dan 466. </p> <p>2.<i>Yanābī’ul Mawaddah,</i> karya syeikh Sulaiman Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 51 dan 140, cetakan Al-Haidariyah; hal. 46, 119, cetakan Islambul. </p> <p>3.<i>Tafsir Al-Qurthubi,</i> juz 11, hal. 272. </p> <p>4.<i>Tafsir Ath-Thabari,</i> juz 14, hal. 109. </p> <p>5.<i>Tafsir Ibnu Katsir,</i> juz 2, hal. 570. </p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-53929969091655661932008-08-04T05:42:00.000-07:002008-08-04T05:43:45.562-07:00ar -R'ad 7<h2>Surah Ar-Ra’d : 7</h2> <h1><i>Mundzir</i> dan Pemandu Kepada Kebenaran</h1> <p><i>“Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan (mundzir), dan setiap kaum (pasti memiliki) seorang pemberi petunjuk”</i></p> <p>Yang dimaksud dengan “penunjuk jalan” dalam ayat di atas adalah Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as </p> <p>Ibnu abbas meriwayatkan bahwa ketika ayat ini turun Rasulullah SAWW meletakkan tangan di atas dadanya sambil bersabda: <i>“Aku adalah mundzir”.</i> Dan ketika membaca: <i>“Wa li kulli qaumin hād”,</i> beliau menunjuk ke arah Imam Ali as seraya bersabda: <i>“Wahai Ali, kamu adalah pemberi petunjuk itu, dan orang-orang yang mendapatkan petunjuk setelah aku (wafat), mereka mendapatkannya melalui (petunjukmu)”. </i></p> <p>Hadis ini dan hadis-hadis lain yang searti dengannya dapat dilihat di dalam buku-buku referensi berikut:</p> <p>1.<i>Tafsir Ath-Thabari,</i> juz 13, hal. 72 dan 108. </p> <p>2.<i>Tafsir An-Naisaburi</i> (catatan pinggir) <i>Tafsir Jāmi’ul Bayān,</i> juz 13, hal. 78. </p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-71511300876786350522008-08-04T05:41:00.000-07:002008-08-04T05:42:22.282-07:00al fatihah 6<h4> <p align="center"><a href="http://www.al-shia.com/html/id/books/asbab-nozool/index.htm">index</a></p> </h4><h2>Surah Al-Fātihah : 6</h2> <h1>Jalan yang Lurus</h1> <p><i>“Tunjukilah kami ke jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah Kau beri nikmat kepada mereka”</i></p> <p>Yang dimaksud <i>“jalan yang lurus</i>” dalam ayat di atas adalah Muhammad SAWWW dan Ahlul Bayt beliau a.s. Mereka adalah Ali, Fathimah, Hasan dan Husein a.s. Silahkan rujuk:</p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl,</i> karya Al-Hakim Al-Haskani, juz 1, hal. 57, hadis ke 86, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 101, 102, 103, 104, dan 105. </p> <p>2.<i>Al-Ittihāf bi Hubbil Asyrāf,</i> karya Asy-Syabrawi, hal. 76.</p> <p>3.<i>Kifāyatut Thālib</i>, Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal. 162, cetakan Al Haidariyah; hal. 76, cetakan Al-Ghira.</p> <p>4.<i>Ihqāqul Haqq</i>, At-Tustari, juz 3, hal. 534.</p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-88966318337907442442008-08-04T05:40:00.000-07:002008-08-04T05:41:35.748-07:00thoha 82<h4> <p align="center"><a href="http://www.al-shia.com/html/id/books/asbab-nozool/index.htm">index</a></p> </h4><h2>Surah Thāhā : 82</h2> <h1>Ayat Pengampunan</h1> <p><i>"Sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, kemudian mendapat petunjuk </i>"</p> <p>Yang dimaksud dengan <i>ihtadā </i>(mendapat petunjuk) dalam ayat ini adalah mendapat petunjuk dengan perantara ber<i>wilayah</i> kepada Ahlul Bayt a.s. Silahkan rujuk: </p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl</i>, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 375, hadis ke: 518,519, 520,521, dan 522.</p> <p>2.<i>Ash-Shawā'iqul Muhriqah</i>, karya Ibnu Hajar Al-Haitsami Asy-Syafi'i, hal. 151, cetakan Al-Muhammadiyah; hal. 91, cetakan Al- Maimaniyah, Mesir. </p> <p>3.<i>Yanābī'ul Mawaddah</i>, karya Al-Qundusi, hal. 129, cetakan Al-Haidariyah; hal. 110, cetakan Istambul. </p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-44742541693830480582008-08-04T05:39:00.000-07:002008-08-04T05:40:40.094-07:00at takatsur 8<h4> <p align="center"><a href="http://www.al-shia.com/html/id/books/asbab-nozool/index.htm">index</a></p> </h4><h2>Surah At-Takātsur : 8</h2> <h1>Pertanggunganjawaban tentang Kepemimpinan Ahlul Bayt a.s.</h1> <p><i>"Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang nikmat"</i></p> <p>Yang dimaksud dengan “nikmat” dalam ayat di atas adalah <i>wilayah</i> (kepemimpinan) Ahlul Bayt a.s. Silahkan rujuk: </p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl</i>, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 368, hadis: 1150, 1151,1152. </p> <p>2.<i>Yanābī'ul Mawaddah</i>, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 131, cetakan Al-Haidariyah; hal. 111, cetakan Istambul.</p> <p>3.<i>Ghāyatul Marām</i>, hal. 257, cetakan Iran. </p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-87828567516039224162008-08-04T05:38:00.000-07:002008-08-04T05:39:38.376-07:00qs. al maidah 55-6<h2>Surah Al-Mā`idah : 55-56</h2> <h1>Ayat Wilayah</h1> <p><i>"Sesungguh pemimpin kalian hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang memberikan zakat ketika sedang ruku'. Barang siapa yang berwilayah kepada Allah dan Rasul-Nya serta orang yang beriman, sesungguhnya hizbullah adalah orang-orang yang jaya”</i></p> <p>Ayat ini turun berkenaan dengan Imam Ali bin Abi Thalib a.s. ketika beliau memberi sedekah kepada pengemis saat ruku’. Silahkan rujuk: </p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl</i>, Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 161-184, hadis ke 216, 217, 218, 219, 221, 223, 224, 225, 226, 227, 228, 229, 230, 231, 232, 233, 234, 235, 236, 237, 238, 239, 240 dan 241, cetakan Beirut. </p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-73675500872196113952008-08-04T05:36:00.000-07:002008-08-04T05:38:08.379-07:00qs. an-nisa' 69<h4> <p align="center"><a href="http://www.al-shia.com/html/id/books/asbab-nozool/index.htm">index</a></p> </h4><h2>Surah An-Nisā` : 69</h2> <h1>Orang-orang yang Diberi Nikmat</h1> <p><i>“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul, maka (di hari kiamat) mereka akan bersama orang-orang yang telah diberi nikmat karya Allah, yaitu para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin. Dan mereka adalah sahabat yang baik”</i></p> <p>Yang dimaksud dengan <i>nabiyyin</i> adalah Nabi Muhammad SAWWW, s<i>hiddiqin</i> adalah Ali bin Abi Thalib a.s., <i>syuhada`</i> adalah Hamzah dan Ja’far r.a. dan <i>shalihin</i> adalah Hasan dan Husein a.s. Silahkan rujuk:</p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl</i>, Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi juz 1 hal. 153, hadis ke 206, 207, 208, dan 209.</p> <p>2.<i>Ihqāqul Haqq</i>, At-Tustari juz 3 hal. 542.</p> <p>3.<i>Ghāyatul Marām,</i> bab 182, hal. 426, cetakanTehran.</p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-26068309441999534572008-08-04T05:35:00.000-07:002008-08-04T05:36:41.347-07:00qs al ahzab 6<h2>Surah Al-Ahzāb : 6</h2> <h1>Ayat Wilayah</h1> <p><i>"Nabi itu lebih utama bagi mukminin dari pada diri mereka sendiri"</i></p> <p>Ayat ini turun untuk mempertegas kepemimpinan Ali bin Abi Thalib a.s. </p> <p>Dalam suatu riwayat, Al-Barra' bin' Azib berkata: “Kami bersama Rasulullah SAWWW dalam suatu perjalanan, lalu kami sampai di suatu tempat bernama Ghadir Khum. Nizcaya Nabi menyeru: “Mari shalat berjema' ah!”. Dalam keadaan panas yang melelahkan Nabi melakukan shalat Zhuhur di bawah dua pohon. Lalu Nabi memegang tangan Ali bin Abi Thalib seraya bersabda: <i>"Tidakkah kamu tahu bahwa aku lebih utama bagi mukminin dari pada diri mereka sendiri</i>?” Para sahabat menjawab: “Betul (engkau lebih utama bagi orang-orang mukmin dari pada diri mereka sendiri)”. Selanjutnya Nabi SAWWW bersabda: <i>"Tidakkah kamu tahu bahwa sesungguhnya aku lebih utama bagi setiap orang yang beriman dari pada diri mereka sendiri?" </i>Mereka menjawab: “Benar”. Maka Nabi SAWWW memegang tangan Ali bin Abi Thalib seraya bersabda: <i>"Barangsiapa menjadikan aku pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya. Ya Allah, tolonglah orang yang menolong Ali dan musuhilah orang yang memusuhinya”.</i> Lalu Umar bin Khattab mengucapkan selamat kepada Ali bin Abi Thalib: “Selamat atasmu, wahai putra Abu Thalib, engkau telah menjadi pemimpin setiap mukmin dan mukminah. </p> <p>Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, Ahmad, dan An-Nasa'i, dari Buraidah, ia berkata: “Saat aku bersama Ali pergi ke Yaman untuk berperang, aku melihat ia marah. Ketika aku bertemu dengan Rasululah SAWWW, aku ceritakan semua peristiwa itu dengan nada sengaja ingin merendahkannya. Aku melihat wajah Rasulullah SAWWW berubah dan berkata: <i>"Wahai Buraidah, bukankah aku lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri</i>?” Aku menjawab: “Benar, ya Rasulullah (engkau lebih utama bagi mukminin dari pada diri mereka sendiri)”. Lalu Nabi SAWWW bersabda: <i>"Barangsiapa menjadikan aku pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya. </i>"</p> <p>Riwayat ini dan riwayat-riwayat lainyang semakna dengannya dapat Anda baca di dalam:</p> <p>1.<i>Musnad Ahmad</i>, juz 4, hal. 281, 368 dan 372. </p> <p>2.<i>Shahīh Ibnu Majah</i>, bab <i>Fadhā`il Ashhab Rasulillah</i>, hal. 13. </p> <p>3.<i>Khashā`ishun Nasa`i</i>, hal. 25. </p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-71348995274781220642008-08-04T05:34:00.000-07:002008-08-04T05:35:27.865-07:00qs al maidah 3<h2>Surah Al-Mā`idah : 3</h2> <h1>Penyempurnaan Agama dan Nikmat (Wilayah)</h1> <p><i>“Pada hari ini telah Kusempumakan untukmu agamamu, Kulengkapi nikmat-Ku bagimu dan Kurestui Islam sebagai agamamu”</i></p> <p>Ayat ini turun di Ghadir Khum ketika Nabi SAWWW mengangkat tangan Imam Ali a.s. untuk memproklamirkan kepemimpinannya di depan kurang lebih 150 ribu hadirin saat itu. Nabi SAWW menyampaikan hal ini setelah melaksanakan haji Wada', dan ketika itu Nabi SAWW bersabda: <i>“Barangsiapa menjadikan aku pemimpinnya, maka Ali adalah pemimpinnya. Ya Allah, tolonglah orang yang menolongnya dan musuhilah orang yang memusuhinya... </i>" </p> <p>Selanjutnya Umar bin Khattab mengucapkan selamat kepada Imam Ali a.s. seraya berkata: <i>“Selamat, selamat atasmu wahai putra Abu Thalib, engkau telah menjadi pemimpinku dan pemimpin setiap yang mukmin dan mukminah”.</i> </p> <p>Riwayat tersebut dan riwayat-riwayat lain yang semakna dengannya terdapat dalam kitab-kitab berikut: </p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl</i>, karya Al-Haskani, juz 1, hal. 157, hadis ke: 211, 212, 213, 214, 215, 250, cetakan pertama, Beirut. </p> <p>2.<i>Tarjamah AI-Imam Ali bin Abi Thalib</i>, dalam Tarikh Dimasyq, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi'i, juz 2, hal. 75, hadis ke: 575, 576, 577, 578, 585, cetakan pertama, Beirut.</p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-72034533402359576812008-08-04T05:32:00.000-07:002008-08-04T05:34:22.460-07:00qs. al ma'arij 1-3<h2>Surah Al-Ma’ārij : 1-3</h2> <h1>Mendapat Siksa karena Meragukan <i>wilayah</i> Imam Ali a.s.</h1> <p><i>“Seorang peminta telah meminta datangnya siksa yang (sekarang) telah terjadi. (Siksa itu) untuk orang-orang kafir, (dan) tidak ada seorang pun dapat menolaknya. </i>"</p> <p>Ayat ini berkenaan dengan Nu'man Al-Fihri, ketika ia meragukan pengangkatan Nabi SAWW terhadap Ali bin Abi Thalib a.s. sebagai penggantinya. Silahkan rujuk: </p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl</i>, karya Al-Hakim Al-Haskani, juz 2, hal. 286, hadis ke 1030, 1031, 1033, 1034. </p> <p>2.<i>As-S</i>ī<i>ratul Halabiyah</i>, karya Ali bin Burhanuddin AI-Halabi Asy-Syafi'i, juz 3, hal. 275, cetakan Al-Bahiyyah, Mesir, tahun 1320 H. </p> <p>3.<i>Tadzkiratul Khawwāsh</i>, karya As-Sibth bin Al-Jauzi Al-Hanafi, hal. 30. </p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-72874329014717026862008-08-04T05:31:00.001-07:002008-08-04T05:32:30.498-07:00qs. az zukhruf 45<h2>Surah Az-Zukhruf : 45</h2> <h1>Kepemimpinan Rasullulah SAWW dan Imam Ali a.s.</h1> <p><i>“Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelummu"</i></p> <p>Yaitu mereka diutus untuk berwilayah kepada Muhammad SAWW dan Ali bin Abi Thalib a.s. Silahkan rujuk: </p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl</i>, karya Al-Hakim Al-Haskani, juz 2, hal. 156, hadis ke 855, 856, 858. </p> <p>2.<i>Al-Manāqib</i>, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 220. </p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-74336283007343003792008-08-04T05:31:00.000-07:002008-08-04T05:32:25.760-07:00qs. az zukhruf 4<h2>Surah Az-Zukhruf : 45</h2> <h1>Kepemimpinan Rasullulah SAWW dan Imam Ali a.s.</h1> <p><i>“Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelummu"</i></p> <p>Yaitu mereka diutus untuk berwilayah kepada Muhammad SAWW dan Ali bin Abi Thalib a.s. Silahkan rujuk: </p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl</i>, karya Al-Hakim Al-Haskani, juz 2, hal. 156, hadis ke 855, 856, 858. </p> <p>2.<i>Al-Manāqib</i>, karya Al-Kharazmi Al-Hanafi, hal. 220. </p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-26885909561780913402008-08-04T05:27:00.002-07:002008-08-04T05:30:00.101-07:00qs. al imran 61<h2>Surah Ālu Imrān : 61</h2> <h1>Ayat Mubahalah</h1> <p><i>"Maka katakanlah (kepada mereka): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, wanita kami dan wanita kamu, diri kami dan diri kamu, kemudian marilah kita bermubahalah lalu kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta</i>”</p> <p>Umat Islam sepakat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Nabi SAWW, Ali, Fathimah, Hasan dan Husein a.s. Silahkan rujuk: </p> <p>1.<i>Shahīh Muslim</i>, kitab <i>Al-Fadhā`il</i>, bab <i>Fadhā`il Ali bin Abi Thalib</i>, juz 2, hal. 360, cet. Isa Al-Halabi; <i>Syarah An-Nawawi</i>, juz 15, hal. 176, cet. Mesir. </p> <p>2.<i>Sunan At-Tirmidzi</i>, juz 4, hal. 293, hadis ke 3085; juz 5, hal. 301, hadis ke 3808. </p> <p>3.<i>Syawāhidut Tanzīl</i>, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 120-129, hadis ke 168, 170,171, 172, 173, dan 175. </p> <p>4.<i>Mustadrak Al-Hakim</i>, juz 3, hal. 150. la menganggap riwayat ini sahih. Dalam <i>Ma'rifah 'Ulūmil Hadīts</i>, karya Al-Hakim disebutkan bahwa dalam kitab-kitab tafsir termaktub riwayat-riwayat yang mutawatir dari Abdullah bin Abbas dan lainnya bahwa Rasulullah SAWW pergi ke tempat <i>mubahalah</i> sambil menuntun tangan Ali, Hasan dan Husein a.s., sedangkan Fathirnah a.s. berada di belakang mereka. Beliau bersabda: <i>“Mereka ini adalah anak-anak karni, diri kami, dan wanita karni, maka panggillah anak-anakmu, dirimu, dan wanitamu. Kemudian, mari kita bermubahalah kepada Allah dan memohon supaya kutukan-Nya ditimpakan kepada orang-orang yang dusta”.</i></p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-68348853209849957602008-08-04T05:27:00.001-07:002008-08-04T05:27:39.667-07:00qs. al baqorah 124<h4> <p align="center"><a href="http://www.al-shia.com/html/id/books/asbab-nozool/index.htm">index</a></p> </h4><h2>Surah Al-Baqarah : 124</h2> <h1>Ayat Imamah</h1> <p><i>“Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji oleh Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu ia (berhasil) melengkapinya. Allah berfirman: “Sungguh aku akan menjadikanmu seorang imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim memohon: “ Juga dari keturunanku!”.</i></p> <p>Allah berfirman: <i>“Janjiku ini (imamah) tidak akan dapat digapai oleh orang-orang yang zalim”.</i></p> <p>Dalam Tafsir <i>Al-Mizan</i> karya Allamah Thabathaba’i juz 1 hal. 273, diriwayatkan bahwa Imam Ja’far Ash-Shadiq as berkata <i>: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menerima Nabi Ibrahim as sebagai seorang hamba sebelum Dia mengangkatnya menjadi seorang mabi, mengangkatnya menjadi nabi sebelum Dia memilihnya menjadi rasul, mengangkatnya menjadi rasul sebelum Ia menjadikannya sebagai kekasih-Nya (Khalilullah), dan menjadikannya sebagai khalilullah sebelum mengangkatnya menjadi seorang imam. Dan setelah Allah menganugerahkan semua itu kepadanya, Dia berfirman: “Sungguh Aku telah mengangkatmu menjadi imam bagi seluruh manusia”. Karena imamah itu sangat agung baginya, maka beliau memohon kepada Allah: “Dan dari keturunanku juga!”. Kemudian Allah menjawab: “Janjiku ini (imamah) tidak akan dapat digapai oleh orang-orang yang zalim”. </i>Selanjutnya Imam Ja’far berkata:<i> “Orang yang bodoh tidak akan menjadi imam bagi orang yang bertakwa”. </i></p> <p>Allamah Thabathaba’i mengatakan berdasarkan riwayat di atas, yang dimaksud dengan “Kalimat” dalam ayat ini adalah imamah Nabi Ibrahim as, Ishak dan keturunannya yang kemudian ia menyempurnakannya dengan imamah Muhammad SAWW dan para imam Ahlul Bayt as dari keturunan Nabi Ismail as Kemudian Allah memperjelas persoalan ini dengan firman-Nya: <i>“Sungguh Aku akan menjadikan kamu imam bagi seluruh manusia.”</i></p> <p>Hadis tersebut dan hadis-hadis lain yang memiliki kandungan yang sama dengan hadis di atas terdapat di dalam:</p> <p>1.<i>Al-Manāqib,</i>karya Al-Maghazili Asy-Syafi’i, hal. 276. </p> <p>2.<i>Naqdhus Shawā’iq,</i>karya Sayid Amir Muhammad Al-Khazhim, hal. 220. </p> <p>3.<i>Dalā`ilus Shidq,</i>karya Al-Imam Al-Muzhaffar, hal. 140. </p> <p>4.<i>Al-Manāqib,</i>karya Syahr-asyub, juz 2, hal. 263. </p> <p>5.<i>Tafsir Al-‘Ayyāsyi</i>, tentang surat ini.</p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-4000666216647051352008-08-04T05:17:00.000-07:002008-08-04T05:24:10.647-07:00al baqoroh 37,207 & 274<h2>Surah Al-Baqarah : 37</h2> <h1>Tawassul Nabi Adam a.s. ketika Bertaubat</h1> <p><i>“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya”</i></p> <p> Kalimat-kalimat yang dijadikan tawassul Nabi Adam a.s. ketika bertaubat kepada Tuhannya adalah Nabi Muhammad SAWW, Ali, Fathimah, Hasan dan Husein a.s. Silahkan rujuk:</p> <p>1.<i>Manāqib Ali bin Abi Thalib</i>, karya Al- Maghazili Asy-Syafi’i, hal. 63, hadis ke 89.</p> 2.<i>Yanābī’ul Mawaddah</i>, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 97<h2></h2><h4> </h4><h2>Surah Al-Baqarah : 207</h2> <h1>Korban yang Pertama</h1> <p><i>“Di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya demi mencari ridha Allah dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”</i></p> <p>Ayat ini turun berkenaan dengan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib a.s. ketika beliau menggantikan Nabi SAWW tidur di ranjang beliau pada malam hijrah. Silahkan rujuk:</p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl</i>, karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 96, hadis ke 133, 134, 135, 136, 137, 138, 139, 140, 141 dan 142.</p> <p>2.<i>Kifāyatut Thālib</i>, karya Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal. 239, cet. Al-Haidariyah; hal. 114, cet. Al-Ghira.</p> <p>3.<i>Al-Fushūlul Muhimmah</i>, karya Ibnu Shabbagh Al-Maliki, hal. 31, cet. Al-Haidariyah; hal. 33, cet. yang lain.</p> <p>4.<i>Tadzkiratul Khawwāsh</i>, karya As-Sibth bin Al-Jauzi Al-Hanafi, hal. 35 dan 200, cet. Al-Haidariyah ; hal. 21 dan 115, cet. yang lain.</p> <h2>Surah Al-Baqarah : 274</h2> <h1>Berinfak Secara Sembunyi</h1> <p><i>“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan siang hari secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, mereka akan mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”</i></p> <p>Ayat ini turun untuk Ali bin Abi Thalib a.s. Silakan rujuk :</p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl,</i> karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 1, hal. 109, hadis ke 155, 156, 158, 159, 160, 161, 162 dan 163.</p> <p>2.<i>Manāqib Ali bin Abi Thalib</i>, karya Ibnu Al-Maghazili, hal. 280, hadis ke 325.</p> <p>3.<i>Kifāyatut Thālib</i>, karya Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal. 232, cet. Al-Haidariyah; hal.108, cet. Al-Ghira.</p> <p>4.<i>Asbābun Nuzūl</i>, karya Al-Wahidi, hal. 50, cet. Al-Halabi; hal. 64, cet. Al-Hindiyah, Mesir.</p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-29231589156166220972008-08-04T05:16:00.000-07:002008-08-04T05:17:39.021-07:00q. az zumar 33<h4> <p align="center"><a href="http://www.al-shia.com/html/id/books/asbab-nozool/index.htm">index</a></p> </h4><h2>Surah Az-Zumar : 33</h2> <h1>Orang Pertama yang Membenarkan</h1> <p><i>“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa”</i></p> <p>Orang yang membawa kebenaran adalah Muhammad SAWW dan yang dimaksud dengan “orang yang membenarkan” dalam ayat di atas adalah Ali bin Abi Thalib a.s. Silakan rujuk:</p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl,</i> karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 120, hadis ke 810, 811, 812, 813, 814 dan 815.</p> <p>2.<i>Manāqib Ali bin Abi Thalib</i>, karya Ibnu Al-Maghazili, hal. 369, hadis ke 317.</p> <p>3.<i>Kifāyatut Thālib</i>, karya Al-Ganji Asy-Syafi’i, hal. 233, cet. Al-Haidariyah; hal. 109, cet. Al-Ghira.</p> <p>4.<i>Ad-Durul Mantsūr</i>, karya As-Suyuthi Asy-Syafi’i, juz 5, hal. 328.</p> <p>5.<i>Tafsir Al-Qurthubi</i>, juz 15, hal. 256.</p> <p>6.<i>Tarjamah Al-Imam Ali bin Abi Thalib</i>, dalam <i>Tarikh Dimsayq</i>, karya Ibnu Asakir Asy-Syafi’i, juz 2, hal. 418, hadis ke 917 dan 918.</p> <p>7.<i>Ihqāqul Haqq</i>, karya At-Tustari, juz 3, hal.177.</p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-24916154678109345362008-08-04T05:15:00.000-07:002008-08-04T05:16:27.505-07:00q. ath thur 21<h4> <p align="center"><a href="http://www.al-shia.com/html/id/books/asbab-nozool/index.htm">index</a></p> </h4><h2>Surah Ath-Thūr : 21</h2> <h1>Keturunan Yang Baik</h1> <p><i>“Dan orang-orang yang beriman dan diikuti oleh keturunan mereka dalam iman, Kami hubungkan keturunan mereka dengan mereka…”</i></p> <p>Ayat ini turun untuk lima orang : Rasulullah SAWW, Ali, Fathimah, Hasan dan Husein a.s. Silakan rujuk :</p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl,</i> karya Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 197, hadis ke 903, 904, 905, 906, 907, 908 dan 909.</p> <p>2.<i>Yanābī’ul Mawaddah</i>, karya Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 127, cet. Al-Haidariyah; hal. 109, cet. Istambul.</p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6559971841346881423.post-91969740483126266052008-08-04T05:14:00.000-07:002008-08-04T05:15:20.208-07:00qs.al isra 26<h4> <p align="center"><a href="http://www.al-shia.com/html/id/books/asbab-nozool/index.htm">index</a></p> </h4><h2>Surah Al-Isrā` : 26</h2> <h1>Keluarga Dekat</h1> <p><i>“Dan berikanlah kepada keluarga dekat haknya”</i></p> <p>Yang dimaksud dengan “keluarga dekat” dalam ayat ini adalah Fathimah Az-Zahra` a.s., suaminya dan anak-anaknya. Ketika ayat ini turun, Rasulullah SAWW memberikan tanah Fadak kepada Fathimah Az-Zahra a.s. Silakan rujuk :</p> <p>1.<i>Syawāhidut Tanzīl, </i>oleh Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, juz 2, hal. 338, hadis ke 467, 468, 469, 470, 471, 472 dan 473.</p> <p>2.<i>Ad-Durul Mantsūr</i>, oleh As-Suyuthi, juz 4, hal. 177.</p> <p>3.<i>Majma’uz Zawā`id</i>, juz 7, hal. 7, hal. 49.</p> <p>4.<i>Tafsir Ath-Thabari</i>, juz 15, hal. 72, cetakan kedua.</p> <p>5.<i>Yanābī’ul Mawaddah</i>, oleh Al-Qundusi Al-Hanafi, hal. 49 dan 140, cet. Al-Haidariyah; hal. 119, cet. Istambul.</p> <p>6.<i>Muntakhab Kanzul Ummāl</i>(catatan pinggir) <i>Musnad Ahmad</i>, juz 1, hal. 228.</p> <p>7.<i>Ihqāqul Haqq</i>, oleh At-Tustari, juz 3, hal. 549, cet. Tehran.</p> <p>8.<i>Fadhailul Khamsah</i>, juz 3, hal. 136.</p> <p>Tentang makna <i>al-qurbā</i> (keluarga dekat), silahkan rujuk QS Asy-Syuara : 23.</p>avatarhttp://www.blogger.com/profile/14143295600365011480noreply@blogger.com0